Gotong Royong Wujudkan Inklusi Kesehatan Di Indonesia

Perlu peran semua pihak untuk mewujudkan inklusi kesehatan di Indonesia yang ramah disabilitas, NLR dengan program 3R nya berusaha mewujudkannya. Apa sajakah itu?

gotong royong wujudkan inklusi


Ada yang berbeda dari peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), 12 November kemarin. Peringatan HKN ke-57 kali ini mengambil tema "Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku". Tema tersebut menggambarkan semangat Indonesia untuk bergotong royong menghadapi pandemi sehingga masyarakat kembali sehat dan bertumbuh. 


Sesuai dengan UU No 39 tahun 2009 tentang pelayanan kesehatan perlu dilaksanakan secara berkeadilan dan tidak diskriminatif, setiap warga negara mempunyai hak sama memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas. Namun dalam pelaksanaannya terkadang pelayanan kesehatan tersebut belum sepenuhnya bisa diakses oleh kaum disabilitas, tak terkecuali kusta. 

Untuk itu dibutuhkan peran serta lingkungan seperti LSM, perusahaan dan masyarakat pada umumnya untuk memenuhi. Karena inilah, Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia berkolaborasi dalam acara talkshow di youtube bertema "Bahu Membahu Untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta". Dalam kesempatan tersebut hadir dr Febrina Sugianto selaku Junior Technical Advisor NLR Indonesia dan Eman Suherman, S.Sos, Ketua TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Limgkungan) PT. Dahana (Persero).

Apa Itu Kusta?

Di jaman modern seperti sekarang, mungkin banyak yang tak menyangka kalau penyakit kusta yang notabene penyakit primitif masih ada terutama di Indonesia. Kusta merupakan penyakit kuno yang disebabkan oleh bakteri mycrobacterium leprae dan menyerang saraf tepi dan kulit. Biasa dikenal sebagai penyakit Morbus Hansen karena ditemukan oleh dr Gerhard Henrik Armaurer Hansen dengan ciri-ciri seperti

  • Lesi atau bercak putih atau kemerahan pada kulit
  • Hilang rasa pada bercak tersebut sehingga tidak terasa ketika terkena panas, tekanan maupun sentuhan
  • Penebalan saraf tepi
  • Rambut Rontok 
kusta
image source : kronology.id

Dahulu kusta dikenal sebagai penyakit kutukan yang dikhawatirkan akan menjadi penyebab wabah bagi masyarakat dan stigma negatif tentangnya belum musnah hingga sekarang. Banyak yang beranggapan bahwa penderita kusta harus dihindari, padahal penularan kusta sendiri tak semudah seperti flu atau covid-19. Perlu interaksi intens minimal 20 jam selama seminggu untuk bisa tertular kusta sendiri dan  tidak menular melalui sentuhan namun melalui droplet atau percikan liur.

Oleh sebab itulah akhirnya banyak yang ragu memeriksakan diri di puskesmas maupun fasilitas kesehatan lain karena khawatir dilabeli buruk. Padahal jika tidak ditangani secara dini, kusta akan merusak syaraf yang berakibat pada kecacatan fisik sehingga perlu dukungan dan peran serta masyarakat untuk pencegahan kusta dan penanganan isu terkait disabilitas akibat kusta. 

Tidak hanya soal pelayanan kesehatan, terkadang para difabel juga mendapatkan tekanan dan ketidakadilan memperoleh ruang untuk dirinya, seperti minimnya lapangan pekerjaan dan penerimaan yang baik oleh masyarakat. Untuk itu dibutuhkan peran serta dan gotong royong dari pemerintah, perusahaan dan masyarakat untuk mewujudkan inklusi di Indonesia. 

Program NLR Mewujudkan Indonesia Sehat Dan Bebas Eksklusi

NLR Indonesia merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus soal pemberantasan kusta dan mendorong terwujudnya inklusi bagi para disabilitas akibat kusta. Program utama NLR sendiri ada 3 yaitu Zero Transmisi yang berupaya untuk mencegah penularan kusta, Zero Disabilitas yang mendorong penemuan kasus kusta sedini mungkin dan Zero Eksklusi sebagai upaya pencegahan diskriminasi dan stigma negatif akibat disabilitas terutama yang disebabkan kusta.

Untuk mengimplementasikan program 3R tersebut, butuh peran masyarakat untuk bergotong royong mewujudkannya. Pada kesempatan tersebut dr Febrina menjelaskan beberapa kampanye yang tengah dijalankan NLR Indonesia meliputi

1. Lomba SUKA (Suara Untuk Kusta)

Merupakan sebuah campaign untuk mensosialisasikan program-program NLR dalam kemasan lomba yang menargetkan teman-teman disabilitas, kusta maupun OYPMK (Orang Yang Pernah Menyandang Kusta) untuk aktif terlibat mengirimkan karyanya dalam bentuk tulisan, foto maupun video pendek. Campaign ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal kusta, sebuah penyakit kuno yang ternyata belum tuntas hingga sekarang dan menimbulkan diskriminasi sosial karena memiliki stigma sebagai kutukan. Diharapkan dengan proyek SUKA, akan terbuka banyak peluang pekerjaan untuk para disabilitas sehingga inklusi di Indonesia bisa segera terwujud. Bagi teman-teman yang ingin berpartisipasi menghapus stigma tersebut,ikuti lombanya juga ya. Info lengkapnya bisa teman-teman lihat di Instagram @nlrindonesia dan @radiokbr.

2. Virtual Race

Dalam kampanye virtual ini NLR Indonesia bekerjasama dengan POTADS (Persatuan Orang Tua Dengan Down Syndrome) untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran soal down syndrome sekaligus tracing jika diantaranya terdapat mereka yang juga mengalami kusta.

3. Workshop Rutin

Workshop yang telah berlangsung selama bulan November 2021 ini diadakan rutin mingguan yang dikhususkan bagi orang tua dengan anak penyandang kusta atau disabilitas dan berisi kegiatan yang menginformasikan bagaimana perawatan dan pengasuhan anak dengan kusta sehingga kebutuhan kesehatannya terjamin. 

4. Pencegahan Covid-19

NLR Indonesia menyediakan berbagai media edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan covid-19 yang menyasar anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat di 34 provinsi 

5. Awarenes Reaching

Merupakan program awareness yang ditujukan untuk tenaga kesehatan dan masyarakat secara umum dari Leprosy Control Program untuk menanggulangi stigma negatif soal kusta sehingga tercipta inklusi di berbagai bidang kesehatan

Untuk mengetahui lebih banyak program NLR dan Radio KBR terkait disabilitas dan kusta, silahkan simak tulisan saya yang berjudul Program Kusta Radio KBR ya teman-teman.

Peran Masyarakat Mewujudkan Inklusi Kesehatan di Indonesia

Sebagai perusahaan BUMN , PT. Dahana Persero memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mengambil peran di bidang konservasi lingkungan, kesehatan, perekonomian dan pembangunan sarana prasarana.

inklusi kesehatan

Dalam bidang kesehatan sendiri, PT Dahana telah mengambil peran seperti mengadakan khitan massal, pengobatan massal, perbaikan gizi bekerjasama dengan posyandu, peningkatan sarana prasarana penunjang kesehatan, dan pembagian alat bantu disabilitas. Ada 17 program CSR yang telah dijalankan PT Dahana dan PT Dahana sendiri baru melakukan penanggulangan soal kusta di tahun 2021 yang menyasar daerah kecamatan Cikopo kabupaten Subang yang merupakan hasil dari tracing dari pengobatan massal sebelumnya. Selain dikemas dalam pengobatan massal, PT Dahana melakukan tracing dari 1 pasien kusta akan dilakukan tracing ke 20 orang sekitar.

Dalam perannya di bidang kesehatan terutama untuk penderita kusta tersebut, PT Dahana juga memberikan bantuan alat kebersihan seperti sabun dan alat pelindung diri (sarung tangan, alas kaki) untuk penderita kusta serta melakukan mobile tracing untuk penderita kusta selama pandemi. Oiya, teman-teman juga bisa membaca tulisan saya terkait peran pemuda dan perusahaan mewujudkan inklusi bagi penyandang disabilitas juga ya.

dr Febrina berharap agar masyarakat bisa bersinergi mewujudkan inklusi di Indonesia dan mendorong kesadaran soal kusta sehingga stigma negatif bisa dihindarkan, minimal dengan menyebarkan dampak positif dengan memberikan edukasi soal kusta itu sendiri. 

Melalui tulisan ini, saya berharap agar pemerataan dan keadilan di semua sektor bagi kaum disabilitas di indoneisa segera terwujud ya teman-teman.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url