Pengalaman menyapih anak

Menyapih dengan cinta dan Brotowali

Menyapih anak dengan Cinta (Weaning with love) versus Brotowali, Mana Yang Lebih Baik? Pertanyaan ini begitu menggelitik saya ketika itu. Pasalnya kedua anak saya punya jenis kelamin, karakter, dan situasi berbeda ketika disapih.

Sebagai ibu yang masih butuh banyak belajar, saya berusaha mencari jawabnya baik dari bertanya maupun mencari informasi di buku dan internet. Beragam catatan parenting di blog teman-teman juga saya baca.

Seperti anak pertama dulu saat disapih, berjenis kelamin perempuan tetapi lumayan kuat daya hisapnya saat menyusui. Malahan buatku, meski Uty anak perempuan volume minum susunya lebih banyak ketimbang adeknya dan anak ini termasuk milk lover
 
Kalau bepergian atau sekedar jalan-jalan yang dimintanya selalu susu UHT. Bagiku, menyapih Uty adalah perjuangan tersendiri. Uty termasuk yang aktif dan energetic. Saat menyapih Uty, aku juga tengah hamil. Uty gagal kusapih dengan WWL dan berhasil diberhentikan menggunakan brotowali di usia 2,5 tahun saat usia kandunganku 5 bulan.

Tito, anak kedua, berjenis kelamin laki-laki. Karena masih menyusui kala hamil, ASIku lumayan melimpah ketika itu. Oiya ada baca juga yuk postingan Tips memperlancar ASI .

Tak jarang Tito sering terengah-engah dan berhenti minum ASI. Setelah dua minggu melahirkan, produksi ASIku justru berkurang karena kebutuhan ASI Tito tak sebanyak ketika Uty. Di Usianya yang sekarang, tepatnya 2 tahun lebih 9 bulan aku mulai menyapih dengan metode WWL (Weaning with Love) yang sebelumnya sempat gagal. Alhamdulillah, cara ini berhasil.

Beberapa Alasan Anak Susah Disapih

Dari pengalaman menyapih Uty dan Tito, ada beberapa alasan mengapa penyapihan tidak berhasil

1. Kebiasaan menyusui saat akan tidur

Sebenarnya tak ada yang salah ketika kita menyusui anak yang akan tidur, yang salah adalah membiasakannya. Seharusnya kebiasaan menyusui dipisahkan dengan kebiasaan tidur sehingga anak tidak gelisah mencari ibunya ketika akan tidur. 

2. Menyusui sambil berbaring

Menurut beberapa referensi yang aku baca, posisi terbaik ketika menyusui anak adalah sambil duduk dan tanpa disambi dengan kegiatan lain. Menyusui sambil terbaring memang membuat anak dan ibu nyaman karena bisa dilakukan sambil melepas penat. Sayangnya, sebagian cara ini justru membuat anak akan  terbiasa tertidur saat nenen.

3. Menu MPASI yang kurang disukai

Anak pertamaku juga termasuk yang susah makan dan bahkan kadang GTM (Gerakan Tutup Mulut) pula. Padahal menu MPASI yang aku buat selalu beragam, cuma sebagian besar karbohidratnya dipenuhi oleh nasi atau kentang. 

Menu favorit karbohidratnya biasanya aku penuhi dengan membuat kentang kukus yang dihaluskan dan diberi keju (mashed potato) atau kadang dari pasta seperti menu spaghetti. Nah, Uty termasuk anak yang kurang suka makan nasi, kalaupun mau makan kadang hanya lauk, sayur dan buahnya saja yang ia makan. 

Yang ada kalau sudah begini, Uty akan mengenyangkan dirinya dengan minta disusui. Menu MPASI yang kurang disukai otomatis membuat anak malas makan dan akhirnya pelariannya adalah melalui ASI.

4. Anak Masih Lapar 

Cukupi kebutuhan perut anak dari lapar dan haus saat mulai disapih. Teman-teman juga bisa menyiapkan minuman yang anak-anak suka saat menyapih seperti jus atau susu UHT. 
Pilih susu UHT yang kadar gulanya rendah dan ada baiknya atur porsi gula sesuai kebutuhan anak. Porsi kebutuhan gula anak bisa teman-teman baca dalam artikel Menjaga Kesehatan Anak Saat Pandemi

5. Orang Tua Tidak Tega


Melihat anak menangis saat disapih memang terasa berat. Kegagalan terbesar Orangtua saat menyapih anak justru berada dalam situasi ini. Perasaan tak tega yang dipenuhi terutama saat seminggu awal menyapih akan menentukan tingkat keberhasilan menyapih ini.

Beberapa Cara Menyapih Yang Aku Terapkan :

1. Weaning with love (WWL)

Menyapih dengan cinta adalah metode alami yang diterapkan ibu-ibu milenial karena dilakukan dengan perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Langkah-langkah Baby Weaning With Love antara lain

 Afirmasi Positif

Afirmasi positif adalah upaya membuat anak paham dengan membisikkan kata-kata ke anak ketika akan tidur atau ketika anak dalam posisi tenang seperti "Dek, nanti menyusui ke ibuk cuma sampai 2 tahun ya..nanti 2 tahun adek disapih Yaa.." 

Kata-kata positif yang setiap hari diucapkan ketika anak masih bayi akan terekam dan  dipahami. 

Menyiapkan MPASI

MPASI  atau makanan pendamping ASI adalah salah satu upaya untuk menyapih anak. Caranya dengan mengurangi porsi ASI sedikit demi sedikit dan mengatur pola nenennya dan perlahan-lahan menggantinya dengan makanan keluarga.

Menyiapkan Pengganti ASI

Setelah anak berhasil makan dengan menu makan keluarga, siapkan makanan atau minuman pengganti ASI agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi dan anak menjadi lebih mudah disapih.

Metode WWL ini berhasil aku terapkan saat anak keduaku, sementara saat anak pertama cara ini gagal sehingga aku menyapih dengan brotowali saat itu.

2. Memberi Brotowali

Brotowali (Tinospora cordifolia) yang memiliki nama lain antawali, putrawali atau daun gadel ini ternyata selain bermanfaat sebagai obat malaria, jamu anti reumatik juga bisa dimanfaatkan untuk menyapih.
batang daun brotowali
Batang dan daun bratawali memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk menyapih anak
pict by 

Cara Menyapih Dengan Brotowali

Bagian tanaman Brotowali yang sering dipakai untuk menyapih adalah bagian batangnya. Aku mendapatkan Bratawali ini di Pasaraya 1 lantai 2 Salatiga. Dengan dua ribu rupiah, beberapa batang berhasil aku dapatkan dan bisa digunakan beberapa hari.

Cara menggunakan bratawali untuk menyapih ini adalah dengan mengelupas bagian batang sehingga keluar getah lengket. Getah tersebut berasa sangat pahit. Saking pahitnya, ketika mencoba mencuci dengan air saja, rasa pekatnya masih tertinggal di tangan.

Bagian dalam batang brotowali yang dikelupas tadi kemudian dioleskan ke areola (puting). Karena pahitnya tahan lama, aku memakainya pagi dan sore sehabis mandi selama beberapa hari untuk berjaga-jaga saat Uty minta nenen. Cara ini cukup ampuh dan membuat Uty benar-benar tak suka karena pahitnya. 

Akhirnya dengan cara ini Uty berhasil berhenti menyusu. Ada rasa Sedih sih saat berhasil, tapi saya menguatkan hati tetap tegar kala itu.

Semoga pengalaman menyapih dengan metode WWL dan Brotowali diatas bermanfaat ya teman-teman. Semangat!


Next Post Previous Post
2 Comments
  • eko endri wiyono
    eko endri wiyono 7 Desember 2019 pukul 16.02

    Mantap kakakku, sangat bagus, keren
    #semangat

  • Blogger Surabaya
    Blogger Surabaya 9 Desember 2019 pukul 19.42

    Artikelnya cocok utk para ibu ibu nih, hehehe

Add Comment
comment url