Cara Mengatasi Konflik Rumah Tangga Agar Harmonis
Pernahkah kamu berpikir ingin bercerai karena ada hal yang tak kamu sepakati hingga timbul konflik rumah tangga? Bagaimana cara mengatasinya? Dan apa tips agar keluarga selalu harmonis?
Mungkin teman-teman pernah merasa ada sesuatu yang berbeda dengan pasangan dan kebiasaan yang ia lakukan terbilang aneh, enggak wajar? Jangan buru-buru ngajak bertengkar ya, bisa jadi ada inner child yang belum terselesaikan dari pasangan.
Teman-teman mungkin masih ingat dengan drama Korea yang berjudul "The World of Married" atau film yang saat ini lagi populer, Layangan putus. Keduanya sama-sama mengisahkan tentang perselingkuhan yang dilakukan suami.
Dalam sinema Layangan Putus, Aris yang mengkhianati istrinya merupakan sosok suami yang mapan, sementara dalam The World of Married, Lee Tae Oh merupakan sosok suami yang kehilangan rasa percaya dirinya sehingga memutuskannya selingkuh.
Meskipun mengisahkan cerita yang sama, namun latar belakang keduanya sangat berbeda. Lee Tae Oh, suami dr Ji Sun Woo lahir dari keluarga broken home dimana ayahnya meninggalkan ibu Lee Tae Oh.
Akibatnya Tae Oh tumbuh menjadi seorang yang kurang mandiri dan ibunya berharap agar kejadian yang pernah dialaminya tersebut tidak terjadi pada anaknya sehingga meminta dr. Ji mempertahankan pernikahannya ketika mengetahui anaknya tidak setia.
Diri Anak Kecil Dalam Pribadi Dewasa
Ibu Lee Tae Oh membesarkan anaknya dengan penuh luka perpisahan dan berharap anaknya tidak mengalaminya. Namun mungkin, salah satu sebab Lee Tae Oh menjadi seorang yang tidak setia selain karena karirnya yang jauh ketimbang dr Ji juga karena pengalaman masa kecil yang terekam dalam bawah sadarnya.
Rekaman atau peristiwa masa kecil, meski terjadi dalam sekian detik namun terkadang emosi tentangnya terbawa hingga dewasa dan tersimpan dalam alam bawah sadar berwujud inner child. Inner child ini bisa muncul karena ada kebutuhan masa kecil yang tidak bisa dipenuhi orangtua.
Ada 5 kebutuhan psikologis dasar anak yang wajib orangtua penuhi, antara lain
Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman ini bisa berwujud pemenuhan kebutuhan anak akan sandang/pakaian, pangan/ kebutuhan makan, dan jauh dari perbuatan sewenang-wenang orangtua (KDRT, memaksa melakukan sesuatu dengan kekerasan , ancaman atau dengan menaku-nakuti) Jika anak mendapatkan rasa aman, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mampu mengekspresikan dirinya
Kesempatan mengekspresikan
Mengekspresikan diri merupakan salah satu kebutuhan psikologis yang ingin diterima anak. Teman-teman bisa membantu anak dengan melibatkan anak dalam suatu diskusi ketika memilih atau memutuskan sesuatu, memberi kepercayaan ketika anak melakukan sesuatu yang positif,
Rasa disayangi
Perasaan ini bisa dipenuhi orangtua dengan memberikan perhatian, komunikasi, senyuman, pelukan dan ciuman sebagai tanda kasih sayang. Dengan pelukan dan kasih sayang, anak tidak lagi merasa sendiri atau ditelantarkan
Rasa Berharga
Self esteem tidak hanya dibutuhkan orang dewasa, anakpun membutuhkan perasaan ini. Dengan mendengar pendapatnya, memberi teladan, motivasi dan pujian, anak akan merasa dirinya berharg
Mendapatkan batas yang jelas
Agar tumbuh dengan baik, anak berhak mendapatkan aturan yang jelas sehingga tumbuh menjadi pribadi yang disiplin. Batasan atau aturan ini bisa dibuat bersama anak, sehingga anak akan merasa dilibatkan dan berharga.
Anak yang kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi akan rentan mengalami inner child negatif yang akan terbawa hingga dewasa. Pak Asep Haerul Gani, dosen, penulis dan psikolog yang diamanahi menjadi narasumber dalam Inner child healing parade 3 bercerita tentang klien-nya yang berperilaku aneh, kliennya ini selalu membutuhkan konfirmasi istrinya tiap kali melakukan sesuatu.
Setelah melakukan pendekatan psikologis, kebiasaan tersebut ternyata bersumber dari dirinya yang merasa tidak memiliki kesempatan mengekspresikan perasaannya ketika kecil. Klien pak Asep tersebut sedih, ketika masa kecilnya diajak ibunya ke pasar dan pada kesempatan tersebut ia menjadi satu-satunya anak yang tidak ditanya ibunya saat membeli jajan. Kejadian tersebut terekam dalam alam bawah sadar dan menjadikan bapak tersebut memiliki bagian anak kecil dalam dirinya yang telah dewasa.
Pak Asep juga bercerita bagaimana klien yang pernikahannya hampir kandas karena selama 8 tahun menikah, sang istri enggan berhubungan dikarenakan wangi parfum yang memunculkan ingatan masa lalu ketika ayah sang istri tertembak.
Berbeda dengan inner child, introject yang bisa terjadi kapan saja, baik saat kecil maupun ketika dewasa. Introject ini merupakan faktor di luar ego state/bagian diri yang mengandung emosi tinggi akibat berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut terjadi karena pikiran bawah sadar memberikan atensi/ penekanan energi pada kejadian tersebut.
Cara Mengatasi Konflik Rumah Tangga
Dalam kesempatan yang diadakan Ruang Pulih tersebut, pak Asep juga menjelaskan, bagaimana diri kita dibangun dari banyak bagian diri. Dan terkadang perselisihan yang terjadi dalam rumah tangga merupakan perselisihan yang terjadi karena inner child suami yang bergesekan dengan inner child istri.
Bagian diri, A akan bentrok jika bertemu bagian diri B jika keduanya dianggap sebagai 'gangguan rasa aman' |
Ada beberapa cara agar pernikahan harmonis dan konflik antara pasangan bisa diatasi
1. Mengingat tujuan pernikahan
Tujuan kita menikah adalah sebagai sarana ibadah, menciptakan keluarga sakinah mawaddah dan Rohmah, meneruskan keturunan serta sebagai penggenap separuh agama. Tujuan pernikahan akan lemah jika hanya didasari cinta, harta maupun pangkat jabatan. Ketika menemukan tantangan dan ujian dalam pernikahan, ingat kembali tujuan awal menikah dan ingat prinsip-prinsip pernikahan yang kita pegang teguh agar pernikahan tetap utuh.
2. Saling memahami
Karena dibesarkan dari keluarga yang berbeda, wajar jika pasangan memiliki cara pandang yang berbeda. Seperti yang diungkap pak Asep Haerul Gani, terkadang bagian diri suami yang kurang disukai istri akan bertemu bagian diri istri yang sama-sama kurang disukai. Dengan adanya rasa saling memahami, konflik bisa diminimalisir.
4. Membangun komunikasi yang baik
Tak jarang, komunikasi yang buruk menimbulkan kesalahpahaman dan meneimbulkan konflik rumah tangga. Agar keluarga tetap terjaga keharmonisannya, bangun komunikasi yang baik dengan pasangan. Kenali karakter masing-masing pasangan. Kalau perlu, perbanyak baca referensi tentang pernikahan. Saya jadi ingat sebuah buku yang ditulis John Gray berjudul Men Are From Mars, Women Are From Venus yang menjelaskan bagaimana masing-masing karakter perempuan dan laki-laki dalam mengatasi konflik dengan pasangan, membangun hubungan dan bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah. Apa yang pria pikirkan dalam mengatasi masalah ternyata sangat berbeda dengan wanita dan hal ini seringkali memicu konflik.
5. Membangun rasa saling percaya
Keluarga dibangun atas dasar kepercayaan. Jika kepercayaan telah hilang, akan sulit menemukan kebahagiaan dan berdamai dengan pasangan. Bangun rasa percaya melalui komunikasi dan saling memahami.
Nah itu dia tips agar keluarga harmonis. Semoga konflik rumah tangga yang terjadi bisa diatasi ya..Untuk memahami lebih jauh tentang pasangan dan bagaimana melihat sudut pandang pasangan melalui inner child-nya teman-teman bisa membaca buku Luka Performa Bahagia karya mba Intan Maria Halim dan mas Adhi Prayuda yang bisa didapatkan di e-commerce. Tetap semangat Yaa, terimakasih..
Haloo mba,
Aku klik link ini dari Twitter, hehehe. Aku ngalamin ini sih mba, baru tau soal inner child setelah kelahiran anak pertama dan bergelut dengan hal itu sampai hubungan dengan pasangan juga terganggu. Alhamdulillah bisa terlewati dan sekarang menikmati nikmatnya berkomunikasi dan mengemukakan segala pendapat tanpa rasa sungkan atau takut. Komunikasi semakin terbuka dan satu sama lain udah gak memendam apa apa, kecuali ada gesekan kecil ya wajar. Tapi gak lama. Paling lama satu hari. Kalau dulu galaunya bisa sampai seminggu bahkan lebih. Aku setuju sih, inner child masing masing harus di selesaikan dulu. Kalaupun pasangan gak paham soal inner child, ya gpp. Yang kitanya aja dulu di beresin, outputnya juga tetep bagus kok. Pernikahan memang banyak prosesnya, jalannya berliku. Tapi semua proses buatku seperti jalan menemukan jati diri sih
Iya mba, setelah mengikuti sesi Innerchild healing ini aku makin menyadari kalau masing-masing pribadi berhak menemukan kebahagiaan