Pengalaman Belajar dan Mengajar Anak TK di Rumah

Pengalaman belajar jarak jauh anak TK di rumah


Ternyata belajar di rumah (School from Home) atau yang biasa disingkat SFH ini banyak suka dukanya. Anak kecil yang tahun ini belajar di TK akhirnya harus mengikuti kegiatan belajar online. Beberapa kali ia mengeluh kapan sekolah lagi, ibu juga mengalami kesulitan membagi tugas domestik, menulis, menemani anak dan me time, hehe. Mau tak mau saya belajar menyulap diri menjadi Guru Kreatif untuk menemani anak belajar sekaligus berselancar di Dunia Maya.
Penting sih buatku untuk me time apalagi setelah berkutat dengan pekerjaan yang sama setiap hari dan sebagian besar semuanya dilakukan di rumah. Akhirnya beberapa bisa kusiasati dan aku tulis disini.

Suka Duka Anak Belajar Daring


Sudah seminggu saat postingan ini aku tulis sekolah dimulai, mulai dari MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang dilakukan secara online hingga setor tugas hafalan dan kegiatan belajar secara online. Bahkan masa perkenalan dengan teman sekolahpun dilakukan di dunia Maya. Dunia yang tak menampakkan wujud nyata temannya Uty ketika berangkat sekolah, hanya sekedar perkenalan pada umumnya dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, nama Orangtua serta alamat rumah yang sekaligus menjadi bahan tugas penilaian guru.

Anakku : "Buk, Corona ya masih ya?
Aku : Iya, masih belum boleh sering-sering keluar rumah
Anakku : Uty kan sudah ganti sekolah? Kapan masuk sekolah lagi? Uty nggak mau belajar di rumah
Aku : Tapi Uty bisa sekolah lagi kalau Corona sudah selesai, sekarang diminta belajar di rumah dulu
Anakku : Tapi Uty gak suka belajar pakai hp terus
Aku : Boleh kok belajarnya gak pakai hp tapi belajarnya sama ibuk trus kalau sekolah nunggu pak walikota bolehin sekolah ya?

Ternyata tak hanya orangtua yang mengeluh belajar di rumah tapi juga anak, berikut suka dukanya :

1. Kelebihan belajar di rumah :

  • Lebih bisa mengetahui kemampuan, kelebihan dan kekurangan anak sehingga metode belajar yang cocok bisa diterapkan
  • Bisa sekaligus mengajarkan lifeskill dan ilmu agama
  • Waktu belajar lebih panjang
  • Mampu lebih intens mengawasi belajar anak
  • Mampu mendekatkan hubungan orangtua dan anak

2. Kekurangan belajar di rumah 

  • Seringkali orangtua tak mampu membagi waktu untuk pekerjaan dapur, rumah dan belajar anak
  • Anak menjadi cepat jenuh karena tatap muka dan kegiatan belajar dilakukan via daring
  • Boros kuota dan ribet terutama bagi keluarga yang gawainya cuma satu
  • Kesabaran dan konsistensi orangtua diuji

Solusi Bagi Orangtua


Awalnya aku cukup stress menemani dan mengajari anak belajar via daring di rumah karena mau tak mau aku harus membiasakan diri belajar materi yang akan disampaikan sekaligus mengatur waktu agar pekerjaan domestik selesai dan dua anakku mendapatkan porsinya. Sedih juga di  awal karena kakak sempat mutung alias tak mau melanjutkan sesi belajarnya yang dirasa kurang nyaman. Beberapa solusi yang aku lakukan :

1. Membaca secara rinci RPP (Rencana Program Pembelajaran) mingguan yang dibagikan guru


Kenapa RPP perlu dibaca? Hal ini tentu memudahkan kita, Orangtua yang merangkap jadi guru kreatif untuk mengetahui hal apa saja yang akan dipelajari anak. Tak mengapa semua kegiatan tak dikuasai anak karena ini jadi tugas kita mengajarkan ke mereka.

2. Mempelajari hal-hal yang dirasa sulit sebelum menyampaikan ke anak


Contoh riilnya ketika mengajak anak mempelajari surat baru yang belum pernah diajarkan guru, tugas kita adalah mempelajari bagaimana pelafalannya yang benar, panjang pendeknya dan sabar dalam mengulang. Tak perlu memaksa anak hafal bacaan suratnya saat itu juga karena tugas kita juga adalah murojaah alias mengulang hafalannya.

3. Membuat kesepakatan belajar dengan anak


Kita tak bisa memaksa anak belajar ketika moodnya sedang tak baik atau ketika dia sudah mengantuk. Sepakati bersama kapan waktu belajar, waktu bermain dan waktu istirahat.

4. Selesaikan tugas domestik dan atur pekerjaan menurut kepentingan dan waktunya terlebih dahulu


Stress ketika mengajari anak sekolah di rumah bisa dikurangi dengan membagi pekerjaan yang mendesak atau yang bisa ditunda waktunya. Misal, menyapu atau mengepel rumah bisa dilakukan ketika sore setelah semua pekerjaan dan tugas menemani belajar selesai.

5. Komunikasikan kesulitan ke guru


Beberapa pekerjaan rumah yang diberikan sekolah bisa dikomunikasikan kepada guru ketika kita mengalami kesulitan. Misal, menanyakan kapan tugas maksimal dikumpulkan atau bagaimana metode yang baik dalam memahamkan anak ketika belajar sesuatu bisa dibahas dalam grup WhatsApp yang telah dibuat.

6. Memulai belajar yang paling mudah dan paling disukai anak terlebih dahulu

Menggambar, kegiatan belajar yang disukai anak di rumah
Salah satu kegiatan yang disukai anakku, menggambar


Karena materi belajar anak TK diberikan seminggu sekali, tentu setor tugasnya dapat diatur sesuai dengan rentang waktu yang diberikan. Memaksa anak belajar ketika sedang Moody atau pada materi yang belum pernah diajarkan tentu membutuhkan proses dan bisa berakibat anak tak mau belajar. Maka dari itu ada baiknya mengajarkan materi bisa disesuaikan pada yang mudah dan disukai anak

7. Beri semangat ke anak


Ketika anak mulai mengeluh tak bisa, berikan semangat agar anak semangat lagi dalam belajar. Aku memberikan motivasi ke anak dengan memberinya bintang ketika anak melakukan kegiatan positif. Bintang yang terkumpul penuh dalam botol kecil yang aku siapkan bisa ditukar dengan mainan yang ia inginkan atau jajan yang ia suka. Hal ini berlaku untuk semua kegiatan rumah, mulai dari mengaji, shalat, menyayangi adek, membantu ibu dan bapak, dan semua kegiatan positif lain 

Nah beberapa hal tersebut sudah coba aku terapkan, meski mengenai kesabaran kadang memang diuji. Sebagai ibu yang bekerja di rumah sekaligus mengerjakan pekerjaan domestik dan menemani anak memang tak mudah. Semoga  tips nya dapat membantu ya teman-teman.









Next Post Previous Post
5 Comments
  • Sang Maya
    Sang Maya 25 Juli 2020 pukul 23.11

    Kalau TK bisa di rumah jadi mending homeschooling aja ya. Tapi ya memang ada positif dan negatif juga sih. Kalau gak TK tetap bisa masuk SD gak ya? Apa wajib TK?

    • Priyani Kurniasari
      Priyani Kurniasari 26 Juli 2020 pukul 09.00

      Setahuku gak wajib mba, yang wajib itu saat masuk SD sudah bisa baca setahuku

  • Kyndaerim
    Kyndaerim 26 Juli 2020 pukul 11.04

    Pinternya kakak Uty. Semangat belajarnya ya cantiik..
    Semoga cpt bisa sekolah kayak biasa yaa :*

  • Lisa Lestari
    Lisa Lestari 26 Juli 2020 pukul 23.24

    Anak ketigaku nih, TK daring, kalau ngerjain tugas maunya yang dari emaknya, suka menolak tugas dari sekolahnya. Nunggu moody nya, luar biasa. Thanks tipsnya bun.

  • Diyanika
    Diyanika 27 Juli 2020 pukul 11.29

    Sebagai guru, aku lebih senang kalau walimuridku berani bertanya kalau mengalami kesulitan daripada cuma diem dan malah nggak ngirim tugas.

Add Comment
comment url