Bahaya penggunaan gawai pada anak

Bahaya penggunaan gawai pada anak

Penggunaan gawai, baik itu telepon pintar atau smartphone dan laptop semakin meningkat. Jika dilihat lebih jauh, gawai sebagai alat bantu komunikasi dan bekerja, kini penggunaannya menjadi semakin beragam dan tak hanya Orangtua saja yang mengoperasikan, bahkan anak usia balita kini kian mahir menggunakan.

Frekuensi Penggunaan Gadget Yang Sesuai Untuk Anak


Ada rasa khawatir ketika berita akhir-akhir ini menyebutkan bahwa gawai ternyata juga mengakibatkan kejiwaan anak terganggu. Menurut penelitian yang dilakukan Sundus M dari Lahore Garrison University, frekuensi penggunaan gawai untuk anak di bawah usia 12 tahun adalah sebagai berikut

1. Digunakan sesuai kebutuhan:

Sangat Sering: 9%
Sering: 22%

2. Digunakan untuk berkomunikasi:

Sangat Sering: 19%
Sering: 36%

3. Digunakan untuk menonton:

Sangat Sering: 25%
Sering: 54%

4. Digunakan untuk belajar:

Sangat Sering: 29%
Sering: 54%

5. Digunakan untuk main game:

Sangat Sering: 35%
Sering: 62%


Permasalahan Yang Muncul Akibat Terlalu Lama Memakai Gawai


Dari data penelitian tentang frekuensi dan penggunaan gadget pada anak tersebut , dapat kita amati bahwa penggunaan gawai untuk anak di bawah usia 12 tahun ternyata digunakan untuk main game. Lalu, sebenarnya apa bahaya dari penggunaan gawai itu sendiri? 

Terdapat beberapa masalah yang timbul akibat penggunaan gawai bagi anak :

1. Mengakibatkan keterlambatan berbicara dan kemampuan berbahasa


Ternyata, pemakaian gawai pada anak terutama anak yang masih belum fasih berbicara mengakibatkan anak menjadi malas belajar kosa kata yang berakibat terjadinya keterlambatan kemampuan berbahasa (speech delay). Sementara bagi anak yang lebih besar, karena kurangnya interaksi sosial saat anak bermain gawai berakibat kemampuan berkomunikasinya menjadi terbatas dan kurang berkembang.

2. Kurangnya fokus atau perhatian anak terhadap suatu hal


Ketika anak terlalu fokus bermain gawai, fokus dan perhatiannya terhadap lingkungan sekitarnya menjadi terganggu dan mengakibatkan anak mengalami masalah baik di rumah maupun di sekolah.

3. Menyebabkan rasa cemas dan depresi


Terlalu banyak menggunakan gadget ternyata membuat anak menjadi cemas, jantung berdebar dan mengalami depresi ketika tidak menggunakan gawai. Di beberapa media televisi bahkan sempat dibahas bagaimana ketergantungan anak bermain game di gawai berakibat anak tersebut mengalami masalah kejiwaan.

4. Kurang baik bagi perkembangan karakter


Dari gawai, anak bebas menerima asupan informasi dari mana saja. Apalagi jika gawai tersebut tidak dalam mode aman untuk anak. Terusan pornografi yang diterimanya akan berpengaruh pada kondisi kejiwaan dan perkembangan mentalnya 

5. Meningkatnya kasus mata


Terlalu fokus pada penggunaan gawai membuat mata lelah dan aktivitas berkedip menjadi berkurang. Dalam keadaan normal, seseorang berkedip sebanyak 15 kali permenit. Penggunaan gawai mengakibatkan seseorang hanya berkedip sepertiga kalinya atau sekitar 5-6 kali permenit dan mengakibatkan mata menjadi kering. Menurut USA Center for Disasease Control and prevention Kasus rabun jauh atau yang kita kenal sebagai miopi yang diakibatkan penggunaan gawai 8 jam sehari meningkat akhir-akhir ini. 

Nah, dari bahaya yang telah disebutkan di atas, sudah menjadi tugas kita sebagai Orangtua untuk bijak dalam memberikan fasilitas gawai ke anak meskipun pada dasarnya ada nilai lebih gawai juga. Lebih banyak mana? Tergantung bagaimana dan berapa lama gadget atau gawai itu digunakan. Maka dari itu, yuk gunakan gawai secara bijak.


Referensi : kulwap Hindari candu gadget by Eka Wardhana
Next Post Previous Post
1 Comments
  • Yoharisna
    Yoharisna 30 November 2019 pukul 12.06

    Informatif..terima kasih kak^^

Add Comment
comment url