Perjuangan Menjadi Ibu Rumah Tangga Minimalis

Gambar rumah desain minimalis


Definisi Dan Tujuan Minimalis

Apa itu minimalis?
Tentu hidup minimalis disini sedikit berbeda dengan yang dimaksudkan dalam pembahasan mengenai rumah bergaya minimalis atau riasan minimalis. Minimalis sebetulnya sebuah prinsip hidup yang hanya menggunakan, memakai, membeli dan menyimpan barang yang memang benar-benar dibutuhkan. Jadi ketika ketika kebutuhan suatu jenis barang telah terpenuhi maka tak perlu lagi membeli bahkan mengoleksi. Misal, ketika di rumah terdapat 4 anggota keluarga, maka kebutuhan jumlah perabot bisa disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga. Seminimal mungkin dimiliki tentu akan membuat rumah lebih terkesan longgar, rapi dan mudah dibersihkan. Bahkan, paham mengenai prinsip hidup minimalis ini juga pernah ditulis oleh Fraccine Jay dan Fumio Sasaki.

Mengapa minimalis?

Pada prinsipnya, dalam tuntunan Islam kita diperintahkan untuk hidup bersahaja. Artinya berboros-boros dalam membeli atau memiliki sesuatu dianggap sebagai sifat kurang baik. Bahkan dalam hadis juga tertuang

Hadis tentang penggunaan harta
Hadis tentang harta yang dimintai pertanggungjawaban

Pun aku juga terinspirasi oleh buku yang ditulis oleh Fumio Sasaki yang berjudul Seni hidup Minimalis dan Marie Kondo dengan Konmarinya. Dari situ aku terinspirasi bahwa ternyata banyak keuntungan yang didapatkan dari Konmarinya dan Prinsip Minimalis, antara lain

1. Rumah lebih rapi dan luas
2. Pengeluaran rumah tangga bisa ditekan
3. Lebih hemat waktu dan tenaga untuk beberes rumah
4. Lebih bersemangat ketika bangun pagi
5. Jiwa konsumtif bisa terkendali
6. Lebih fokus dalam bertindak, tak perlu takut akan persepsi orang lain
7. Tak terbebani oleh rasa iri karena gaya hidup orang lain
8. Stress karena pekerjaan rumah tangga bisa diminimalisir
9. Melatih rasa disiplin

Dan tentunya masih banyak lagi manfaat lainnya. Dari situ aku mulai berpikir kenapa tak memulai saja hidup minimalis seperti yang Sasaki tulis dalam bukunya.


Baca juga : Konmari, Merapikan rumah Ala Marie Kondo

Perjuangan menjadi Ibu Rumah Tangga Minimalis


Dari pernyataan Sasaki bahwa ia berjuang selama beberapa tahun untuk menyingkirkan barang yang tak dibutuhkan lagi, maka aku mulai semangat beberes dan memutuskan untuk diet membeli perabot yang tak diperlukan. Awalnya aku merasa karena sudah berkeluarga dan terlepas dari Orangtua, maka sudah selayaknya aku membelu bermacam perabotan yang dibutuhkan, tapi ketika dipikirkan ternyata aku justru menumpuk barang yang belum benar-benar diperlukan. Dari diet membeli perabot tersebut ternyata mampu menekan bermacam keinginan belanja.

Aku juga beberes dan mulai mengurangi barang, decluttering (mengurangi baju). Sasaki dan Marie Kondo mencontohkan bagaimana merapikan rumah dan sebaiknya dimulai dari mana. Dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk membereskan isi lemari, meski beberapa baju, seperti baju bayi sudah kami sumbangkan tetapi ternyata perasaan sayang terhadap barang itu masih ada dan ini jadi penghambat dalam beberes isi lemari pakaian sebenarnya. Menata dan merapikan perabot di rumah ternyata juga merupakan perjuangan yang lumayan sulit, ditambah karena aku punya dua balita yang lumayan aktif dan condong memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi. 

Alhasil, rumah yang baru saja tertata rapi akan kembali berantakan lagi. Ditambah karena koleksi mainan dua anak kecil ini juga lumayan banyak dan kadang setelah bermain ditinggalkan begitu saja. Fiuhhh..

Yang pasti, ada banyak hikmah yang bisa aku ambil dari menerapkan gaya hidup minimalis ini seperti yang aku tuangkan di atas, meskipun untuk menuju gaya hidup minimalis dibutuhkan perjuangan memahamkan, mengajak dan mendidik agar anggota keluarga bisa kompak menerapkan hidup minimalis dan waktu yang dibutuhkan juga bukan sekejap tentu hal ini akan memberikan kesan tersendiri. 

Yang pasti, prinsip minimalis yang dimiliki seorang atau sebuah keluarga tentu akan berbeda dengan orang atau keluarga lain sesuai dengan kebutuhan dan fokusnya masing-masing. So, semangat dan terus berjuang!!
Next Post Previous Post
4 Comments
  • Wiwid Nurwidayati
    Wiwid Nurwidayati 9 Februari 2020 pukul 22.15

    Saya sering mendengar marie kondo ini, tetapi belum pernah baca bukunya

  • Restanti
    Restanti 9 Februari 2020 pukul 22.24

    Siap

  • Catatananne@blogspot.com
    Catatananne@blogspot.com 10 Februari 2020 pukul 04.37

    Semoga bisa menerapkannya. Trims sharingnya 😊

  • Nana
    Nana 14 Oktober 2023 pukul 05.20

    Aduh jadi pengen cepat nikah

Add Comment
comment url